Hotel - Kekalahan atas Brescia merupakan kekalahan kedua musim ini. Sebelumnya I Lupi pernah dihantam 1-5 oleh Cagliari pada pekan kedua Seri A.
Adapun dua pertandingan lainnya juga berakhir tanpa kemenangan. Roma dua kali ditahan imbang, yakni 0-0 oleh Cesena dan 2-2 oleh Bologna. Imbasnya, posisi mereka pun belum bisa beranjak dari zona degradasi.
Hotel di Jakarta - Roma saat ini berada di urutan 18 dengan koleksi nilai dua. Sementara Brescia duduk di posisi tiga klasemen dengan koleksi nilai sembilan.
Roma tertinggal lebih dulu pada menit 13 oleh Perparim Hatemaj. Kemudian ditambah lagi penalti Caracciolo pada babak kedua. Roma mempertipis kedudukan di menit 83 melalui Marco Borriello.
Kekalahan ini memancing kemarahan dari arsitek I Lupi, Claudio Ranieri, kepada ofisial pertandingan.
Rasa berang Ranieri disebabkan keputusan wasit Carmine Russo yang ia anggap merugikan timnya. Contohnya, dikartumerahkannya Philippe Mexes, hukuman penalti serta ditolaknya klaim penalti dari pemainnya.
"Semua bisa melihat kalau tim sudah melakukan semuanya, sayangnya itu dirusak keputusan wasit. Penalti mereka seharusnya tidak ada dan kami seharusnya mendapat dua penalti," sungut Ranieri di Football Italia.
Tak hanya Ranieri, petinggi AS Roma pun meradang. Bahkan, sang kiper bermain sambil menangis.
"Ini bukan marah, tapi lebih dari itu. Kami akan memaksa supaya ofisial-ofisial ini diberi skorsing. Selama 21 tahun di sepakbola, saya tak pernah melihat lima episode seperti itu," cetus direktur olahraga Roma, Daniel Prade, dikutip Reuters.
Selain perasaan marah kolektif, kekalahan ini juga melahirkan kesakitan yang luar biasa pada kiper Julio Sergio. Ia dilaporkan harus menyelesaikan pertandingan sambil menangis karena cedera.
Sergio terkilir setelah melakukan tekel di menit-menit terakhir, yang membuat dia dikartu kuning. Pemain asal Brasil itu sempat dirawat sekitar lima menit di lapangan, tapi terpaksa terus bermain karena Roma sudah melakukan tiga pergantian pemain. Alhasil, selama injury time Sergio bermain dalam keadaan "tersiksa", sehingga tak kuat untuk menahan air matanya.
Adapun dua pertandingan lainnya juga berakhir tanpa kemenangan. Roma dua kali ditahan imbang, yakni 0-0 oleh Cesena dan 2-2 oleh Bologna. Imbasnya, posisi mereka pun belum bisa beranjak dari zona degradasi.
Hotel di Jakarta - Roma saat ini berada di urutan 18 dengan koleksi nilai dua. Sementara Brescia duduk di posisi tiga klasemen dengan koleksi nilai sembilan.
Roma tertinggal lebih dulu pada menit 13 oleh Perparim Hatemaj. Kemudian ditambah lagi penalti Caracciolo pada babak kedua. Roma mempertipis kedudukan di menit 83 melalui Marco Borriello.
Kekalahan ini memancing kemarahan dari arsitek I Lupi, Claudio Ranieri, kepada ofisial pertandingan.
Rasa berang Ranieri disebabkan keputusan wasit Carmine Russo yang ia anggap merugikan timnya. Contohnya, dikartumerahkannya Philippe Mexes, hukuman penalti serta ditolaknya klaim penalti dari pemainnya.
"Semua bisa melihat kalau tim sudah melakukan semuanya, sayangnya itu dirusak keputusan wasit. Penalti mereka seharusnya tidak ada dan kami seharusnya mendapat dua penalti," sungut Ranieri di Football Italia.
Tak hanya Ranieri, petinggi AS Roma pun meradang. Bahkan, sang kiper bermain sambil menangis.
"Ini bukan marah, tapi lebih dari itu. Kami akan memaksa supaya ofisial-ofisial ini diberi skorsing. Selama 21 tahun di sepakbola, saya tak pernah melihat lima episode seperti itu," cetus direktur olahraga Roma, Daniel Prade, dikutip Reuters.
Selain perasaan marah kolektif, kekalahan ini juga melahirkan kesakitan yang luar biasa pada kiper Julio Sergio. Ia dilaporkan harus menyelesaikan pertandingan sambil menangis karena cedera.
Sergio terkilir setelah melakukan tekel di menit-menit terakhir, yang membuat dia dikartu kuning. Pemain asal Brasil itu sempat dirawat sekitar lima menit di lapangan, tapi terpaksa terus bermain karena Roma sudah melakukan tiga pergantian pemain. Alhasil, selama injury time Sergio bermain dalam keadaan "tersiksa", sehingga tak kuat untuk menahan air matanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar